A. Dinasti
Dinasti di Afrika
a. Diasti
Idrisiyah
a) Serjarah
Berdiri
Dinasti
Idrisiyah berkuasa ada tahu 172-309 H / 789-926M di Maroko. Pada tahun 758 M,
terjadilah pemberontakan di Madinah. Idris ibn Abdullah yang merupakan cucu
al-Hasan, ikut serta dalam asalah satu pemberontakan sengit kelompok pengikut
Ali di Madinah. Perlawanan tersebut kemudian bisa diredakan. Setelah itu, ia
menyelamatkan diri ke Maroko. Di sanalah dia berhasil mendirikan sebuah
kerajaan dan mengabdikan dengan nama idrisiyah selama hampir dua abad. Dinasti
idrisiyah didirikan oleh Idris ibd Abdullah pada tahun 172 H. Idris adalah
salah satu penganut syiah. Dinasti ini meupakan dinasti syiah pertama yang
tercata dalam sejarah. Ia beusaha memasukkan syiah ke daerah Maroko dalam
bentuk-bantuk yang sangat halus.[1]
b) Raja
Yang Berkuasa
1. Idris
ibn Adbullah (789-793M)
2. Idris
II ibn Idris I (793-828M)
3. Muhammad
ibn Idris I (828-836M)
4. Ali
ibn Muhammad (836-849M)
5. Yahya
I ibn Muhammad (849-863M)
6. Yahya
II ibn Yahya I (863-866M)
7. Ali
ii ibn Umar (866-?M)
8. Yahya
III ibn Al-Kasim (?-905M)
9. Yahya
IV ibn Idris ibn Umar (905-920M)
10. Hasan
Al-Hajjam ibn Muhammad ibn Al-kasim (925-927M)
c) Masa
Kejayaan dan Hasil Peradaban
Masa
kejayaan pada pemerintahan Umayyah II dicapai masa Idris I, Idris II,da Yahya
ibn Muhammad. Pada masa ini telah berhasil mempersatukan suku-suku Barbar,
imigran Arab yang berasal dari Spanyol dan Tripolitania di bawah kekuasaan
politik. Pada masa pemerintahan ini pula telah dibangun kota Fez sebagai kota
pusat perdagangan.
Kota
Fez telah berkembang begitu pesat. Hal ini terjadi pada masa Yahya ibn Muhammad,
dimana kota Fez banyak dikunjungi imigran dari Andalusia dan daerah Afrika
lainnya. Kemajuan kota ini bisa dilihat baik dari segi pertumbuhan penduduk
maupun pembangunan gedung-gedung megah. Diantaranya dibangun Masjid Qairawan
dan Masjid Andalusia.[2]
d) Masa
Kehancuran
Kemrosotan
pemerintahan dinasti idrisiyah dimulai pada masa pemerintahan Yahya II. Hal ini
disebabkan karena Yahya II tidak mahir dan tidak cakap dalam mengendalikan dan
mengatur pemerintahan sehingga terjadilah pembagian wilayah kekuasaan.
Pembagian wilayah tersebut 1) keluarga Umr ibn Idris I tetap memerintah
wilayahnya (dahulu), 2)Dawud mendapat wilayah yang lebih luas ke arah timur
Fez.
Disamping
ketidakmampuan Yahya II dalam mengatur pemerintahannya ia juga oernah terlibat
dalam perbuatan tidak bermoral terhadap kaum wanita. Sebagai akiba perbuatnnya
tersebut, kemudia ia diusir oleh penduduk kota Fez dan melarikan diri serta
mencari perlindungan di Andalusia sampai akhir hayatnya pada tahun 866 M.
Pada
saat pemerintahan Yahya IV, kota Fez dan wilayah-wilayah Idrisiyah menjadi
daerah pertikaian, lalu muncu seorang cucu Idris II yang bernama Al-Hajjam yang
behasil menguasai Fez dan daerah sekitarnya. Dalam kekuasaannya, ia kemudian
mendapatkan penghianatan dari seorangpemimpin setempat sehingga kekuasaanya
hilang dan berakhir pada 926M.
b. Dinasti
Ahglabiyah
a) Sejarah
Berdiri
Dinasti
Aghlabiyah berkuasa tahun 800-909M di Ifrikiyah (Afrika Utara). Dinasti
Ahglabiyah meurpakan dinasti kecil ada masa Abbasiyah di Afrika Utara yang
berkuasa selama kurang lebih 100 tahun. Dinsati ini didirikan ileh Ibrahim Ibn
Ahglab (anak tentara bani Abbasiyah). Ibrahim dan dinasti tesebut dinamakan
Ahglabiyah. Ibrahim I adalah pejabat Khurasan dalam militer Abbasiyah. Ia
terkenal seorang yang mahi dalam bidang administrasi. Ia mampu mengatur roda
pemerintahan degan baik dengan kemampuan ilmu administrasinya. Dinasti
Ahlabiyah merupakan tonggak terpenting dalam sejarah konflik berkepanjangan
antara Asia dan Eropa.[3]
Pada
mulanya dinasi trsebut di bawah kekuasaan Harus Al-Rasyid. Di bagian Afrika
Utara tedapat dua bahaya besar yang mengancam kewibawaannya. Pertama dari
Dinasti Idrisiyah yang berliran syiah dan yang kedua dari golongan khawarij.
Dengan kedua ancaman tersebut, terdoronglah Harus Al-Rasyid menempatkan tentaranya
di Ifrikiyah di bawah pimpinan Ibrahim ibn al-Ahglab
b) Raja
Yang Berkuasa
1. Ibrahim
I ibn al-Aghlab (800-811M)
2. Abdullah
I ibn Ibrahim (811-816M)
3. Ziyadatullah
I ibn Ibrahim (816-838M)
4. Abu
‘Iqbal ibn Ibrahim (838-841M)
5. Abu
al-Abbas Muhammad (841-856M)
6. Abu
Ibrahim Ahmad (856-863M)
7. Ziyadatullah
II ibn Ahmad (863M)
8. Abu
Ghasanic Muhammad II (863-875M)
9. Ibrahim
II ibn Ahmad (875-902M)
10. Abu
al-Abbas Abdullah II (902-903M)
11. Abu
Mudhar Ziyadatullah III (903-909M)
c) Masa
Kejayaan[4]
Masa
kejayaan dinasti Ahglabiyah dicapai pada masa pemerintahan Ziyadatullah I,
banyak hasil peradaban dan kemajuan yang dicapai Dinasti Aghlabiyah.
1.
Berhasil memadamkan
gejolak yang muncul dari Kharijiyah
2.
Penaklukan Sisilia,
kota-kota pantai Itali, Brindisi, Napoli, Calabria, Toronto, Bari dan
Benevento.
3.
Ekspedisi laut dipimpin
oleh Asad ibn Furad yang menjelajahi pulau-pulau di laut Tengah dan
pantai-pantai Eropa
4.
Pembangunan
jalan-jalan, pos-pos, armada angkutan, dan irigasi pertanian
d) Masa
Kehancuran
1. Hilangnya
hakekat kedaulatan dan ikatan-ikatan solidaritasi sosial semakin luntur
2. Pemimpin
terakhir Ziyadatullah III tenggelam dalam kemewahan
3. Seluruh
pembesar lebih tetarik pada syiah
4. Dengan
kekuatan militer, dinasti Ahglabiyah dikalahkan oleh dinasti Fatimiyah.
c. Dinasti
Thuluniyah
a) Sejarah
Berdiri
Dinasti
Thuluniyah berkuasa pada tahun 254-292H/ 868-905M di Mesir yang merupakan
wilayah otonom dari khalifah-khalifah Abbasiyah di Baghdad. Pendirinya adalah
Ahmad ibn Thulun berasal dari Turki, dibesarkan dalam lingkungan tentara yang
tegas dan disiplin. Thulun menjadi budak bagi Nuh ibn Asad dan lantas
dihadiahkan kepada khalifah al-Ma’mun. Pada mulanya, ia datang ke Mesir sebagai
wakil gubernur pemerintahan Abbasiyah, kemudian menjadi gubernur yang berkuasa
hingga Palestina dan Syiria. Semasa Baghdad mengalami krisis, ibn Thulun
memanfaatkan sitsi ini dan kemudian melepaskan diri dari Baghdad. Karena
terjadi perselisihan di pusatpemerintahan Abbasiyah ygn menyebabkan daerah
tidak terindahkan, maka menguatlah dinasti ini. Dinasti Thuluniyah berbasis di
sungai Nil.[5]
b) Raja
Yang Berkuasa
1. Ahmad
ibn Thulun (868-884M)
2. Al-Khumarawayh
(884-896M)
3. Abi
al-Asakir ibn Khumarawayh (896M)
4. Harun
ibn khumarawayh (896-905M)
5. Syaiban
ibn Ahmad ibn Thulun (905M)
c) Masa
Kejayaan
Masa
kejayaan dinat Thuluniyah dicapai pada pemerintahan al-Khumarawayh yang
mendapatkan wilayah Mesir, Syiria dan Gunung Taurus serta wilayah al-Jazair.
Hasil peradaban yang dicapai:
1.
Ibn Thulun dalam
membangun negeri, menciptakan stabilitas keamanan dalam negeri, memperhatikan
bidang ekonomi, membangun angkatan perang, memperluas wilayahnya hingga ke Syam
dengan kekuatan tentaranya
2.
Membuka dan mengembangkan
satu kota baru sebagai ibu kota yaitu kawasan bukit Gabal Yashkur
3.
Dibangun masjid ibn
Thulun yang terkenal hingga sekarang. Masjid ini dibangun oleh Ahmad ibn Thulun
pada 262 H, diatas Gunung Jabar Yasykur
4.
Kemajuan pasukan perang
dan angakatan laut mencapai 100.000 orang dan 100 kapal perang.
5.
Dibangun marka militer
Al-Qatai
d)
Masa Kehancuran
1.
Dinasti ini mulai
melemah kekuasaanya sehingga tidak dapat engontrol sekte Qaramithah yang ada di
gunung Syiria
2.
Persaingan hebat antara
pembesar-pembesat dinasti telah memecah persatuan dalam dinati thuluniyah
3.
Kematian Khumarawyh
pada tahun 282H merupakan awal kemunduran dinasti ini. Al-Khumuwaryh dan ahli
warisnya mendapat kosesi wilayah Mosul selama 30 tahun atas imbalan pajak yang
disetorkan ke pusat. Namun perjanjian itu direvisi dengan hasil kerugn bagi
Thulun.
d.
Dinasti Ihsidiyah[6]
a)
Sejarah Berdiri
Dinasi
ini berkuasa tahun 323-358H/935-969M di Mesir. Dinasti ini berkuasa di Mesir
setelah Dinasti Thuluniyah. Setelah Dinasi Thuluniyah runtuh, Abbsiyah di
Baghdad kembali menguasai Mesir. Degan lahirnya dinasti baru yaitu Dinasti
Fatimiyah di Tunisia, maka menjadi ancaman bagi Abbasiyah. Khalifah Abbasiyah
ketika itu, Al-Radhi, kemudian mengangkan Muhammad ibn Thgj menjadi amir di
Mesir. Di Mesir, ibn Tughj mampu memulihkan keamanan dan membangun kembali
pemerintahan.
Dinasti
ini didirikan oleh Muhammad b Tughj yang berasal dari Turki. Ibn Tughj menjadi
gubernur Mesir sebagai hadiah dari Abbsiyah setelah mampu mempertahankan Mesir
dari serangan kaum Fatimiyah yang berpusat di Afrika Utara. Ia diberi gelar
Ikhyid yang berarti pangeran atau penguasa menurut istilah yang biasa dipakai
di Sogdia dan Fargana oleh khalifag Al-Radhi dari Bani Abbasiyah.
b)
Raja Yang Berkuasa
1.
Abu Bakar Muhammad ibn
Tughj al-Ikhsyidi (935-945M)
2.
Abu al-Qasim Naghur ibn
Muhammad (945-960M)
3.
Abu Hasan Ali ibn
Muhammad (960-965M)
4.
Kafour al-Ikhsyidi
(965-967M)
5.
Abu al-fawaris Ahmad
ibn Ali (967-972M)
c)
Masa Kejayaan
Masa kejayaan dinasti ini dipegang oleh
Kafour al-Ikhsyidi. Kemajuan dan hasil peradaban yang sudah ditorehkan antara
lain
1.
Dalam bidang ilmu
pengetahuan. Sumbangan ilmu pengetahuandan budaya, lahirlah ilmual-ilmuan islam
seperti Abu Ishaq all-Mawazi, Hasan ibn Rasyid
2.
Bidang pembangunan.
Dalam bidang pembangunan ditandai dengan dibangunnya sebuah istana yang sangat
megah di pulau Raudah.
3.
Para penguasa Ihksyidi
berhasil mencetak mata uang yang bergambar para penguasa Ikhsyidi.
4.
Ekspasnsi wilayah,
untuk menjada keamanan di Mesir, penguasa dinasti berusaha menguasai wilayah
Suriah secara keseluruhan terutama daerah Sughur yang dijadikan sebagai benteng
dari serangan Bizantium.
5.
Bidang milite. Untuk
meningkatkan stabilitas negara dan ekspansi wilayah, Kafour mengokohkan
angakatan perang[7]
d)
Masa Kehancuran
1.
Kefour menjabat secara
ad interm selama 22 tahun dan menjadi amir keempat Dinasti Ikhsidiyah sejak
966M. Setelah Kafour meninggal dunia pada tahunn 968M, maka Ahmad ibn Ali
diangkat menjadi amir ke-lima, padahal usianya masih 11 tahun. Karena
kelemahannya dari Ahmad ibn Ali dalam memrintah dan masuh terlalu muda,
menyebabkan pertentangan antara pembesar di kalangan istana yang memicu
tejadinya kondisi yang tidak stabil.
2.
Perebutan ambisi di
lingkungan istana menyebabkan lemanya dinasti ini yang kemudian dimanfaatkan
oleh dinasti Fatimiyah untuk menguasai Mesir
e.
Dinasti Ayyubiyah[8]
a)
Sejarah Bediri
Dinasti Ayyubiyah bekuasa tahun
564-643H / 1171-150M di Mesir. Didirikan oleh Al-Malik Al-Nashir Shalahuddin
Yusuf. Ia meurpakan sorang jendral dan pejuang muslim Kurdi dari tikrit daerah
utara Irak saat ini. Dinasti Ayyubiyah berdiri di atas puing-puing dinasti
Fatimiyah Syiah di Mesir. Di saat itu, Mesir mengalami krisis dan
pemerintahannya melemah di segala bidang. Orang-orang Nasrani mengintai Mesir
sebagai lawan dalam memproklamirkan perang salib oleh tentara salib.
Bedirinya
dinasti ini dimulai ketika Salahuddin mendampingi pamannya, Asaddudin Syirkh
yang mendapatkan tugas dari Nuruddin Zanki (Gubernur Suriah) dalam rangka membantu Bani Fatimiyah di Mesir.
Perdana menteri Syawar meminta bantuan Shalahuddin untuk mengalahkan Dirgam
yang mengadakan kudeta terhadap pemerintahannya.
b)
Raja Yang Berkuasa
1.
Shlahudin Yusuf
al-Ayyubi (1173-1193M)
2.
Al-Aziz ‘Ilmad al-Din
(1193-1198M)
3.
Al-Manshur
Muhammad(1198-1218M)
4.
Al-’Adil I Sayf al-Din
(1199-1218M)
5.
Al-Kamil Muhammad
(1218-1238M)
6.
Abu Bakar Al-Adil II
(1238-1240M)
7.
Al-Malik al-Shaleh Najm
al-Dnin Ayyub (1240-1250M)
8.
Al-Muazaam Turansyah
(1250M)
9.
Al-Asyaram Musa (1250)
c)
Masa Kejayaan[9]
Dinasti Ayyubiyah mengalami masa
kejayaan di tangan Shalahuddin al-Ayyubi. Hasil peradaban yang lebih dicapai
antara lain:
1.
Bidang militer. Pada
masa dinasti Ayyubiyah ini banyak dihabiskan untuk membela isla dari tentara
Salib. Kemajuan ini ditandai dengan strategi yang baik dan senjata yang
digunakan. Dimasa ini juga disatukannya tentara Turki, Kurdi, dan Arab
2.
Pengetahuan dan
pendidikan. Al-Kamil adalah seorang yang sangat cinta terhadap ilmu
pengetahuan. Ia berhasil membangun departemen pendidikan, madrasah al-Shahuyah
tahun 1239 pusat mengajar 4 madzhab.
3.
Bidang industri dan
perdangangan. Adanya pabrik tekstil, perfum, getah arab, karpet merupakan
kemajuan dibidang industri
4.
.bidang arstitek.
Monument bansgsa arab, asjid rut, istana-instana
d)
Masa Kehancuran
Setelah al-Malik
meninggal, kemudian digantikan oleh anakanya, Transyah. Konflik terjadi antara
Turansyah dengan Mamlik Bahr (budak-budak dari Turki). Mumculnya pemberontakan
mamluk (budak) di wilayah barat telah membunuh penguasa terakhir dinasti
Ayyubiyah dan menggantinya degan sal
[1] Khoiriyah, “Reorientasi
Wawasan:Sejarah Dakwah Islam” (Yogyakarta:Teras, 2012) hlm 127
[2] Ibid hlm 129.,
[3] Ibid hlm 133
[4] Ibid hlm 136
[6] Ibid hlm 149
[7] Ibid hlm 162
[8] Ibid hlm 165
[9] Ibid hlm 169
Tidak ada komentar:
Posting Komentar